Pembukaan Kerjasama Surabaya – Belanda

Pembukaan Kerjasama Surabaya – Belanda

Penelehhistory.com: Surabaya (1/8/24) – Membuka perjanjian kerja sama antara Surabaya dan Belanda bukanlah hal yang mustahil dan tidak memerlukan proses yang memakan waktu lama. Beberapa peristiwa penting yang melibatkan kedua belah pihak telah terjadi di depan mata kita.

Konferensi ICAS ke-13

Konferensi ICAS ke-13 (International Convention for Asian Scholars), di mana Duta Besar Belanda untuk Indonesia hadir sebagai pembicara, diadakan di Surabaya. Proyek kolaborasi antara Surabaya dan Belanda melalui peran komunitas di kedua negara juga sedang berlangsung di Surabaya. Pameran di bekas De Javasche Bank, yang kini menjadi museum BI, dibuka oleh Duta Besar Belanda Lambert Grijns.

Pertemuan Walikota Surabaya dengan Dubes Belanda

Yang paling penting adalah pertemuan antara Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, dan Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns, yang juga membahas potensi sejarah bersama antara Surabaya dan Belanda.

Persamaan Surabaya dan Rotterdam

Secara alami, di Surabaya mengalir sungai legendaris Kalimas, sedangkan di Rotterdam mengalir sungai ikonik De Maas. Arsitek modern HP Berlage dalam bukunya “Mijn Indische Reis” (1923) yang diperbarui dalam edisi baru “Berlage di Nusantara” (2023) menulis bahwa Surabaya adalah Rotterdam-nya Jawa. Ini layak menjadi konsep Kerjasama Sister City Surabaya – Rotterdam.

Peluang Surabaya sebagai Sister City Rotterdam

Menurut Max Meijer, direktur TiMe Amsterdam, Surabaya berpotensi menjadi Sister City Rotterdam. Max juga mengingatkan bahwa untuk mewujudkan dan mengembangkan proyek warisan, harus menggabungkan sumber tangible (bangunan dan situs) dan warisan intangible (cerita, pengetahuan lokal, teknologi tradisional, bahasa lokal, sastra, dan musik).

Kawasan Kota Tua Surabaya

Kota Surabaya dengan kawasan Jembatan Merah telah menjadi kawasan Kota Tua, yang dalam zona Eropa, menampilkan kekayaan arsitektur bangunan kolonial. Salah satu bangunan monumental karya arsitek Berlage juga menarik perhatian para aktivis Berlage di Belanda dan Eropa. Buku “Berlage di Nusantara” diterbitkan untuk memperingati 100 tahun kehadiran Berlage di Hindia Belanda (1923-2023).

Peluang Masa Depan

Kawasan Kota Eropa membuka banyak peluang bagi masa depan Surabaya berdasarkan sejarah, warisan budaya, dan pariwisata. Perhatian dari individu hingga profesional Eropa, terutama Belanda, juga meningkat dengan kehadiran Kota Lama dan Peneleh sebagai proyek Living Library.

Kolaborasi Masa Depan

Jadi, apa yang kita tunggu untuk mewujudkan kolaborasi yang saling menguntungkan? Dengan kolaborasi yang bisa diwadahi dalam program Sister City Surabaya Rotterdam, akan ada banyak peluang kerja sama di bidang pendidikan, warisan, sejarah, budaya, pariwisata, dan pendidikan. (Nanang)

 

Tinggalkan Balasan

© Copyright Peneleh History Indonesia