Ada hal menarik lainnya dari Makam Eropa Peneleh. Keberadaannya monumental. Makam Peneleh bisa menjadi penanda hadirnya komunitas Eropa di era Hindia Belanda pada paruh kedua abad 19.
Tokoh Penting di Makam Peneleh
Di sana banyak orang dan pejabat penting yang berjasa bagi negara Hindia Belanda sebelum Indonesia lahir pada 1945. Sekarang Makam Eropa Peneleh ini sudah tidak membuka pemakaman baru. Alias sudah berhenti dan mati.
Upaya Konservasi
Sekarang, makam ini sedang dalam upaya konservasi oleh tim gabungan Surabaya (Begandring Soerabaia) dan Amsterdam (TiMe Amsterdam). Mereka adalah tim pegiat sejarah dan cagar budaya dari Surabaya (Indonesia) dan Amsterdam (Belanda) dalam sebuah project “Peneleh as a Living Library”.
Monumen Diplomasi Sejarah
Makam Peneleh adalah sebagian dari Peneleh secara keseluruhan. Makam Peneleh, yang sudah tidak melayani pemakaman baru lagi, menjadi sebuah monumen penting di Surabaya, yang bisa menjadi ajang diplomasi kerjasama di bidang sejarah bersama antara Indonesia dan Belanda. Sejarah adalah masa lalu, yang seharusnya bisa dimanfaatkan sebagai landasan kerjasama yang saling menguntungkan (mutual cooperation) untuk menatap masa depan kedua bangsa.
Makam Monumental
Di antara ribuan jenazah yang telah beristirahat di sana, ada dua yang kiranya monumental, yaitu makamnya Residen Surabaya Daniel Franscois Willem Pietermaat dan Gubernur Jenderal Peter Merkus. Sebetulnya Peter Merkus meninggal sebelum Makam Peneleh dibuka. Merkus meninggal di Gedung Negara Grahadi pada 1844, sementara Makam Peneleh dibuka pada 1 Desember 1847. Ada selisih waktu antara ia meninggal pada 1844 dan ketika ia dikuburkan di Peneleh setelah pembukaan pada 1847.
Ada selisih 3 tahun. Ia meninggal pada 1844 dan ia dimakamkan setelah peresmian pembukaan makam pada 1847. Ternyata selama 3 tahun ia diperistirahatkan di dekat gereja di Benteng Prins Hendrik, sekarang ada nama jalan Benteng Miring.
Lokasi Pemakaman Peter Merkus
Pemakaman Peter Merkus berada sisi barat laut area makam. Di dekat tembok yang berhimpitan dengan jalan Makam Peneleh, dulunya bernama Kerkhoff. Pada tembok makam ini ada pintu masuk berjeruji besi tua yang menjadi akses keluar masuk ke makam. Di balik tembok dan pagar inilah terdapat makam Gubernur Jenderal Peter Merkus. Makamnya berpagar warna hitam dengan gaya gotik.
Project Peneleh as a Living Museum
Makam Gubernur Jenderal Peter Merkus ini juga masuk dalam kegiatan project Peneleh as a Living Museum. Peter adalah pejabat pusat yang meninggal dunia di Surabaya saat menjalankan tugas dan selanjutnya dimakamkan di Surabaya. Ia mendapat lokasi pemakaman yang istimewa, di dekat jalan dan pintu masuk.
Makam Residen Pietermaat
Berbeda dengan Pietermaat, Residen Surabaya yang meninggal pada tahun 1848. Karena pejabat penting, maka ia dikuburkan di tempat yang strategis, yaitu di tengah-tengah area pemakaman dengan luas sekitar 5 hektar. Makamnya persis di pusaran makam dan terletak di tengah-tengah koridor jalan.
Konservasi 2024
Dalam project konservasi makam pada tahun 2024 ini, hanya dipilih 10 makam. Diharapkan akan ada makam-makam lainnya untuk program tahun berikutnya sehingga makam-makam penting akan mendapat perlakuan yang diamankan dan kelak bisa menjadi Taman Kenangan, Memorial Park.
Taman Kenangan (Memorial Park)
Pemakaman Eropa Peneleh bisa menjadi Taman Kenangan (Memorial Park) sebagai objek wisata sejarah di kota Surabaya.