Beberapa Tokoh Penting di Dalam Makam Peneleh

Beberapa Tokoh Penting di Dalam Makam Peneleh

Makam Eropa Peneleh menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi beberapa tokoh penting yang berperan dalam sejarah Surabaya dan Hindia Belanda. Keberadaan makam-makam ini menandakan jejak perjalanan sosial, politik, dan budaya pada masa kolonial.

Selain itu, makam ini juga menjadi tempat peristirahatan bagi para pejabat kolonial, pemuka agama, dan keluarga Belanda yang menetap di Surabaya. Setiap makam memiliki ciri khas arsitektur dan simbol yang merefleksikan status sosial dan latar belakang penghuninya. Keberadaan tokoh-tokoh penting di Makam Peneleh memperkuat nilai sejarah kawasan ini sebagai bagian dari perjalanan panjang Kota Surabaya.

 

Daniel François Pietermaat

Daniel François Pietermaat

Daniel François Pietermaat lahir di Schiedam pada tanggal 2 Oktober 1790 dan meninggal di Surabaya pada tanggal 30 November 1848. Semasa hidupnya, Pietermaat dikenal sebagai **Resident van Soerabaja** atau Residen Surabaya, sebuah jabatan penting dalam pemerintahan kolonial Belanda.

Sebagai pejabat pemerintahan, Pietermaat memainkan peran signifikan dalam mengelola urusan pemerintahan dan masyarakat di Surabaya. Tempat peristirahatan terakhirnya berada di Makam Eropa Peneleh, di mana nisannya masih dapat ditemukan sebagai bukti sejarah kontribusinya bagi kota ini. Keberadaan makam Pietermaat menambah deretan tokoh penting yang dimakamkan di kawasan bersejarah tersebut, memperkuat nilai warisan budaya dan sejarah Makam Eropa Peneleh.

Makam Daniel François Pietermaat
Makam Daniel François Pietermaat

Bentuk : Slab (Empat Persegi Panjang) Berdiri menempel padaTugu – Bahan : Marmer – Ragam Hias : Inskripsi, Floral(Akantus), Fauna (Burung Merpati), Lencana

 


P. J. B. de Perez

P. J. B. de Perez lahir di s’Hertogenbosch pada tanggal 1 Desember 1803 dan wafat pada 16 Maret 1859. Semasa hidupnya, ia menjabat sebagai Wakil Kepala Dewan Pemerintahan Hindia Belanda serta dikenal sebagai Komisaris Ekspedisi Bone. Dedikasinya dalam pemerintahan kolonial membawanya menerima berbagai penghargaan, termasuk Lambang Kebesaran Singa Belanda, Ksatria dalam Ordo Bintang dengan Mahkota dari Kayu Oak, dan Komandan Kerajaan Ordo Leopold di Belgia.

Jenazah de Perez dimakamkan di Makam Eropa Peneleh pada tanggal 29 Maret 1859. Makamnya berbentuk tugu persegi tanpa pedestal, terbuat dari logam, dan dihiasi inskripsi serta ragam hias floral seperti wreath, fleur de lis, laurel branch, mawar, dan akantus. Urn dengan wreath dan obor terbalik melengkapi simbolisasi peristirahatan terakhirnya.

De Perez dikenang sebagai sosok yang dihormati dan dicintai, baik oleh rekan sejawat maupun masyarakat. Kepergiannya yang mendadak menjadi kehilangan besar bagi tanah air, keluarga, dan sahabat-sahabatnya. Makamnya di Peneleh menjadi salah satu monumen penting yang merekam jejak sejarah masa kolonial Surabaya.

Makam P. J. B. de Perez
Makam P. J. B. de Perez

Bentuk : Tugu (Empat Persegi) Tanpa Pedestal – Bahan : Logam – Ragam Hias : Inskripsi, Floral (Wreath, fleur de lis, laurel branch/leaves, Mawar, Akantus), urn dengan wreath, obor terbalik

 


Herman Neubronner van der Tuuk

Herman Neubronner van der Tuuk
Herman Neubronner van der Tuuk

Herman Neubronner van der Tuuk lahir di Malaka pada tanggal 24 Oktober 1824 dan wafat di Surabaya pada 17 Agustus 1894. Ia dikenal sebagai peletak dasar linguistik modern untuk beberapa bahasa di Nusantara, seperti bahasa Melayu, Jawa, Sunda, Toba, Lampung, Kawi (Jawa Kuno), dan Bali. Karya-karyanya dalam bidang bahasa memberikan kontribusi besar dalam studi linguistik dan filologi di Hindia Belanda.

Makam van der Tuuk berbentuk slab rebah persegi dengan pedestal, terbuat dari marmer, dan dihiasi inskripsi yang menandakan penghormatan terhadap jasanya sebagai ahli bahasa.

Makam Herman Neubronner van der Tuuk
Makam Herman Neubronner van der Tuuk

Kehadiran van der Tuuk di Surabaya meninggalkan jejak penting dalam sejarah keilmuan dan kebudayaan Nusantara, menjadikannya salah satu tokoh terkemuka yang dimakamkan di Makam Eropa Peneleh.

 


F.J.H. Bayer

F.J.H. Bayer lahir di Aachen pada tanggal 4 Juli 1807 dan meninggal di Surabaya pada 12 Januari 1879. Ia dikenal sebagai pengusaha besi dan baja terbesar di Hindia Belanda pada masanya. Atas jasanya, Bayer dianugerahi gelar Ridder der Orde van den Nederlandschen Leeuw (Ksatria Ordo Singa Belanda).

Makam Bayer berbentuk slab persegi panjang rebah tanpa pedestal, terbuat dari logam. Ragam hias pada makamnya berupa inskripsi, compass and square, dan jam pasir bersayap, yang melambangkan waktu, kebijaksanaan, dan perjalanan hidup.

Keberadaannya sebagai tokoh penting dalam dunia industri besi dan baja memperlihatkan peran besar komunitas Eropa di Surabaya pada abad ke-19.

 


Pieter Merkus

(18 Maret 1787 – 2 Agustus 1844). Gubernur Jenderal Hindia Belanda tahun 1841-1844 dan Panglima Tertinggi Angkatan Laut di Tanjung Harapan

Bapak Menteri Mr . Pieter Merkus, Komendur dari OrdoSinga Belanda, Penerima Legiun Kehormatan Perancis,Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Panglima BesarAngkatan Darat dan Laut di Kawasan Timur TanjungHarapan, dst. dst. dst. Meninggal di Rumah Simpang,pada 2 Agustus 1844Bentuk Makam: Slab Rebah tanpa Pedestal – Bahan : Logam – Ragam Hias : Floral (Akantus), Inskripsi

Tinggalkan Balasan

© Copyright Peneleh History Indonesia